☻ ☻ ☻ Thoughts lead on to purposes; purposes go forth in action; actions form habits; habits decide character; and character fixes our destiny. ☻ ☻ ☻

27 Februari 2011

Monday Morning Rains

What a day! just start this day with the falling rain. this makes me a bit lazy to work, but i have to. I get a thousand unfinished work that needs to be done immediately and it really drives me crazy! the feeling that i have to day is not really good. I am so empty because i miss my family in Bandung. I think it will be great to stay close to them, My son and wife.
Huh....I wish I could write more!

Off

19 Agustus 2010

Pronoun "HE' for animals??

Well, when i was teaching Reported speech in my class, a student came up with this question: "Sir, can we use pronoun "HE" for the animals?". It was a great question and i answered;"Yes, it can be" But i can't explain more until i find this explanation on www.usingenglish.com:

The third person singular pronouns "he", "she" and "it" usually distinguish between antecedents which refer to human beings, and antecedents which refer to things which are not human. The pronouns he and she usually refer to human beings. However, "he" or "she" may also be used to refer to an animal, if the gender of the animal is known to the speaker and / or if the animal is a pet [ and it is considered as a "member" of the family]. The horse [in your example ] is the main character on which the story is centered; i.e. "he" is a specific animal not an ordinary one in this story.

e.g. My aunt is very intelligent. She has a degree in Philosophy.
His brother was not there, because he had to work late.
Your dog is well trained. He is a good guard dog.

In the first two examples, "he" and "she" are used to refer to human beings. In the third example, "he" is used to refer to an animal.

If a third person singular antecedent does not refer to a human being, the pronoun "it" is usually used. However, when the thing named by the antecedent is referred to as if it had human qualities, the pronoun "he" or "she" may be used. For instance, ships and countries are sometimes referred to as "she".
e.g. There is a robin on the lawn. It has a nest in that tree.
This is a good book. It is interesting and well-written.
The Bonnie Belle is a sailing ship. She is very seaworthy.

In the first two examples, it is used to refer to things which are not human. In the third example, she is used to refer to a thing which is not human.


Ships and countries [Source : Wikipedia]
.... "Traditionally ships have been referred to using the feminine pronouns (even ships named after men, such as the USS Abraham Lincoln), as well as countries and oceans. The origins of this practice are not certain, and it is currently in decline (though more common for ships, particularly in nautical usage, than for countries). In modern English, it can be said that the use of the pronoun "she" to refer to inanimate objects is an optional figure of speech........"

I hope it can help my students in understanding reported speech.

19 Juli 2010

Tayangan Kick Andy yang memberikan Inspirasi.

TIADA YANG TAK MUNGKIN
Masihkah paradigma anda dihantui oleh kelakar ironis nan satir bahwa di Indonesia, orang miskin dilarang sekolah? Bahwasanya biaya pendidikan nasional yang mahal, membuat persentase kalangan tak mampu untuk melanjutkan pendidikan hingga jenjang tinggi sangat mustahil? Jangan mau dijajah oleh pola pikir itu, karena kisah-kisah tamu Kick Andy pekan ini akan mematahkan pemikiran itu. Bagi mereka, biaya pendidikan di tingkat manapun bisa disiasati dan dikumpulkan dengan berbagai cara, asal tekun, bertekad kuat dan sanggup bekerja keras.
Siapa yang tak kenal Profesor Rhenald Kasali Ph.d, Profesor Azyumardi Azra Ph.D dan Profesor Yohannes Surya Ph.D? Mereka telah terakui secara nasional, dan bahkan juga internasional, sebagai para pakar di bidang masing-masing. Siapa sangka bahwa ketiganya adalah orang-orang yang dulunya berasal dari kalangan tak mampu, miskin dan serba terbatas. Mereka beritiga mengaku pernah merasakan setiap hari makan nasi hanya ditemani garam, karena sulitnya hidup keluarga mereka.

Seorang Rhenald, Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, harus melalui masa kecil dalam kondisi perekonomian keluarga sangat terbatas. Ia terbiasa berangkat sekolah sejak pukul setengah lima pagi untuk berlari-lari mengejar bis karena jarak rumah dan sekolah yang lumayan jauh. Ia juga pernah merasakan tak pernah bisa memakai sekolah baru, karena ibunya hanya sanggup membelikannya sepatu bekas. Ia juga pernah mengalami pahitnya tinggal kelas saat kelas lima SD. Namun semuanya tak mengurungkan niatnya yang sangat besar untuk terus sekolah. Hingga Ia mampu menamatkan SMA-nya. Berbekal uang sepuluh ribu rupiah, ia nekat membeli formulir pendaftaran masuk perguruan tinggi. Saat diterima di UI, ia harus dihadapkan pada kesulitan bayar biaya kuliah. Dan ia harus bekerja keras untuk bisa membiayai sendiri kuliahnya serta berburu beasiswa. Minatnya tak berhenti saat ia mampu meraih gelar sarjananya. Ia kemudian berburu berbagai beasiswa untuk bisa meneruskan kuliah S2 dan S3 di Amerika Serikat. Dan tentu saja beragam kisah dan pengalaman unik mengiringi perjuangannya hingga ia mampu meraih gelar doktor di University of Illinois, Amerika Serikat.

Tak kalah seru kisah hidup Profesor Azyumardi Azra, mantan Rektor Universitas Islam Negeri (dulu IAIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Azyumardi yang besar di Padang ini, berayahkan seorang tukang kayu dan batu, dengan ibu seorang guru agama. Ia dekat dengan segala keterbatasan ekonomi. Namun visi dan misi yang besar terhadap pendidikan dari orang tuanya, mendorong Ia turut menggandrungi dunia sekolah. Ia bisa membaca sebelum sekolah, karena gemar memelototi nama bis yang lewat di jalan raya dekat rumahnya. Saat SMP dan SMA, ia harus rela membawa bekal lauk pauk untuk makan seminggu dari rumah ke kos karena keterbatasan uang dari orang tuanya. Ia juga mau bekerja serabutan di bengkel mobil, hingga jadi tukang jahit di sela-sela sekolahnya, untuk menambah uang saku. Dan kerja kerasnya terus berlanjut saat ia harus membiayai sendiri kuliahnya di Jakarta. Lulus menggondol ijazah S1, ia langsung memantapkan niat untuk melanjutkan ke S2 dan S3. Serupa seperti Rhenald, Ia rajin berburu beasiswa ke luar negeri dan sponsor dalam negeri untuk mendukung upayanya. Perjuangan keras dan berbagai kisah unik pun mengiringi perjalanan hidupnya saat ia diterima kuliah di Columbia University Amerika Serikat dan sekaligus harus menghidupi istrinya hingga meraih gelar doktor.

Dan beratnya hidup untuk bisa sekolah setinggi mungkin untuk keluar dari kemiskinan, juga dipikul oleh Profesor Yohannes Surya. Rektor Universitas Multimedia Nusantara sekaligus pakar ilmu fisika ini, sejak kecil sudah harus terbiasa bangun pukul 3 pagi untuk membantu sang ibu membuat kue dagangan. Ketertarikannya yang besar pada fisika, mata pelajaran momok bagi kebanyakan anak sekolah, justru menjadi kunci keberhasilannya kemudian. Saat lulus SMA, ia harus memutar otak untuk menyiasati biaya kuliahnya. Ia bersaing dengan banyak orang untuk masuk perguruan tinggi melalui PMDK, dan ia memilih jurusan yang paling sedikit diminati yaitu fisika. Klop sudah, perhitungannya benar dan ia melenggang masuk Universitas Indonesia. Tinggal kemudian ia harus berpikir keras untuk mencari uang untuk biaya kuliah. Dan kegemarannya pada fisika lagi-lagi menolongnya. Ia memanfaatkan kepintarannya untuk memberi les privat fisika pada anak-anak SMA serta membuat buku tentang fisika, di samping berburu beasiswa. Dan seperti dua koleganya di atas, penggagas dan ketua tim Olimpiade Fisika Indonesia ini pun juga sudah mewacanakan untuk bisa melanjutkan kuliah hingga S3 sejak jauh-jauh hari. Ia memiliki moto hidup Mestakung, atau Semesta Mendukung. Dan Mestakung inilah yang membuatnya mantap membuat paspor meski belum mendapatkan beasiswa di luar negeri. Apa sebenarnya konsep Mestakung itu? Dan apa saja kisah-kisah unik yang menyertainya saat kuliah di Physics Dept. College of William and Mary, Amerika Serikat dengan kemampuan bahasa Inggris pas-pasan namun mampu meraih gelar doktor dengan predikat Summa Cum Laude?

Anda mau tahu tips & tricks sukses berburu beasiswa serta kuliah di luar negeri ketiga pakar ini di Kick Andy? Jangan lewatkan episode Kick Andy pekan ini…

17 Juli 2010

What should be the questions?

Good morning, guys!
I just got up from my very long sleep. Then, i turn on my laptop and plug in my 'Smart' modem. i open my blog and think that i have to write something here but the idea doesn't come up. So, i will begin my morning writing by showing you all guys this picture. And the question that i will ask is here:
If the answer is that monkey face, what will the questions about?? lol.

Creative is easy

creative..creative...& creative...
Mungkin kita seringkali berpikir bahwa untuk menjadi creative itu susah. Tapi apakah apa yang kita pikirkan itu benar? menurut saya, menjadi kreatif itu adalah dengan terus belajar. Belajar sebagai pembekalan diri kita secara intelektualitas agar kita mampu terus up-to-date dengan infromasi yang semakin mudah didapat, kita dapat terus up-to-date dengan gelombang teknologi yang semakin mudah diakses. Kreatif adalah ketika kita belajar dan menciptakan sesuatu (alat/strategi) yang baru. Kreatif itu muncul dari proses kita belajar. Dengan banyaknya infromasi yang kita terima melalui proses pembelajaran, maka semakin besar kemungkinan kita untuk menjadi lebih kreatif dan memiliki 'semangat' untuk berinovasi. Selain dari proses belajar, untuk menjadi kreatif pun bisa kita peroleh dari pengalaman-pengalaman hidup. "INGAT! Orang yang bijak adalah orang yang mampu belajar dari pengalaman orang lain" jadi dalam hal ini memiliki pengalaman bukan berarti kita harus mengalaminya secara langsung tapi dengan belajar dari pengalamn orangpun kita bisa ambil hikmahnya.
berkaitan dengan tulisan saya mengenai kreatif, maka saya ingin mengutip dari Wikipedia yang menyatakan:
"Kreativitas adalah proses mental yang melibatkan pemunculan gagasan atau konsep baru, atau hubungan baru antara gagasan dan konsep yang sudah ada.

Dari sudut pandang keilmuan, hasil dari pemikiran kreatif (kadang disebut pemikiran divergen) biasanya dianggap memiliki keaslian dan kepantasan. Sebagai alternatif, konsepsi sehari-hari" (http://id.wikipedia.org/wiki/Kreativitas)

seperti yang telah saya bahas tadi, jelaslah bahwa kreatif itu timbul bukan dari hasil 'bertapa' dan 'termenung' namun mental kreatif itu timbul dari pembelajaran karena terjadinya hubungan antara konsep baru dengan konsep lama yang sudah ada sehingga mampu menciptakan sesuatu yang baru (hasil dari penggabungan ke-2 konsep tersebut diatas).

so, menjadi kreatif itu mudahkan? kuncinya adalah terus belajar, terus membaca dan terus berlatih. mungkin itu saja yang saya sampaikan pada kesempatan kali ini. semoga kedepannya nanti kita bisa berdiskusi lebih banyak lagi mengenai motivasi, bahasa Inggris, d el el. :)

wassalam.

70 ways to improve your English - Articles - UsingEnglish.com

70 ways to improve your English - Articles - UsingEnglish.com